Tuesday, August 20, 2013

Kritik Presiden Lewat Tulisan

Oleh Baina Dwi Bestari 
Menyajikan topik politik dan kasus-kasus di dalamnya. Mahesa mengajak pembaca menyelami keresahannya tentang kepemimpinan Presiden SBY.



Judul          : Presiden Offside, Kita Diam atau Memakzulkan
Penulis      : Desmond J Mahesa
Editor         : Ali Mustofa, Saripudin HA
Penerbit     : VisiMedia, Jakarta, Mei 2012
No. ISBN   : 9790651503


Desmond J Mahesa bukan nama asing lagi di dunia perpolitikan Indonesia. Ia adalah salah satu aktivis yang diculik Tim Mawar pada tahun 1998. Kekritisannya mengenai perpolitikan Indonesia juga bukan yang pertama kalinya. Ia merupakan salah seorang yang menandatangani lembar hak Menyatakan Pendapat untuk tindak lanjut kasus Bank Century.

Dalam buku ini, Desmond mengkritisi presiden lewat pemaparan fakta tentang kesalahan-kesalahan seperti penilaiannya bahwa ketidakmauan Presiden SBY dalam melakukan intervensi terhadap proses hukum. Bahwa hal tersebut merupakan dalih pembenaran bagi sikap gamang presiden dalam mengambil kebijakan untuk pemberantasan korupsi.

Contoh fakta lain yang Desmond kritisi adalah tidak adanya tanggung jawab presiden dalam kasus bailout (menggelontorkan uang rakyat) dalam kasus Bank Century. Karena, hingga masa kerja Panitia Khusus (Pansus) Century berakhir, Pansus masih tidak memeroleh sejumlah bukti penting terkait putusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan agar lembaga Penjamin Simpanan menyuntikkan bailout ke Bank Century. Menurutnya, apabila Presiden memang bertanggung jawab, seharusnya Presiden menegur bawahannya dan memberikan sanksi bila perintahnya tidak kunjung dilaksanakan.

Bukan hanya ini, masih banyak fakta disajikan Desmond yang ia rangkum dalam sebelas bab dalam buku ini. Pada penutupnya, ia menuliskan opininya mengenai pemakzulan Presiden SBY sebagai jawaban atas kritikan-kritikannya yang pedas di sepuluh bab awal.

Ditulis dengan bahasa yang lugas hingga pembaca mudah mengerti dan mengerti apa yang ingin ia sampaikan dan kritisi. Meskipun topik yang diangkat terlihat berat dengan 330 halaman, namun cara Desmond menyajikannya membuat ringan.

Judul buku yang provokatif sejalan dengan fakta-fakta, bukti dan landasan kuat dan banyak, sehingga kritik yang Desmond paparkan terlihat begitu nyata. Jika pembaca merupakan orang yang buta akan dunia perpolitikan, maka Desmond dapat ‘mengajari’-nya dengan pemaparan yang sangat rinci hingga ia mengerti.

Ketika membaca buku ini, pembaca akan dibawa kepada emosi Desmond tentang ketidakberesan Presiden selama masa jabatannya.

Akan tetapi, salah satu hal yang membuat buku ini menjadi tidak menarik adalah karena halamannya yang cukup tebal dengan ukuran luas 18x25 cm.

Namun, untuk menyajikan topik sosial-politik ke dalam sebuah buku dan menjadikannya enak Desmond sudah berhasil. Bagi pecinta politik, buku ini sangat cocok dibaca untuk menambah wawasan dan kekritisan.***